Budaya Tarian Padang (Tugas Ilmu Budaya Dasar)

   TULISAN ILMIAH 

    BUDAYA TARI PADANG






Di susun oleh:
Zalfa Pauninda Luqyana 








FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021


















Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tulisan ilmiah yang berjudul Teori Budaya ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari tulisan ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas ini pada Bidang Ilmu Sosial Dasar. Selain itu, tulisan ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budaya Tarian Padang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ely Sapto Utomo Dr. S.E M.M, selaku dosen Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ini.

Saya menyadari, tulisan ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tulisan ilmiah ini.

Depok,13 November 2021


Penulis,

Zalfa Pauninda Luqyana








BAB I
 PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang

   Kebudaayaan merupakan keseluruhan yang kompleks dimana, di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Ada tujuh unsur kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjraningrat yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup, sistem mata pencarian, sistem religi, dan kesenian . 

  Setiap unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain karna untuk menjelaskan dari setiap unsur kebudayaan itu akan membutuhkan unsur yang lainnya. Suatu unsur kebudayaan baru dapat disampaikan dan dimengerti apabila unsur kebudayaan itu mempunyai nama atau istilah. Penamaan atau pengistilahan itu adalah bahasa. Bahasa merupakan bagian dari sebuah kebudayaan yang sangat erat hubungannya dengan berfikir. 

   Bahasa merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan atau menyampaikan sebuah ide atau pikiran. Di samping bahasa yang bukan hanya sebagai model berfikir, akan tetapi pengembangan budaya, bahasa juga harus dipahami sebagai bagian kebudayaan. Untuk menyampaikan atau mempromosikan suatu kebudayaan perlu adanya ide, pemikiran dan bahasa dijadikan sebagai media untuk menyampaikannya. Bahasa Minangkabau merupakan bahasa daerah yang dipakai untuk berkomunikasi antar sesama etnis masyarakat Minangkabau. 

Bahasa daerah Minangkabau sendiri merupakan salah satu aset bagi kebudayaan Minangkabau. sehingga Minangkabau dikenal dengan salah satu etnis yang memiliki kebudayaan yang unik dan khas dalam bahasanya, tidak hanya dalam bahasanya saja tetapi juga dapat lihat dari adat istiadat, kesenian, sastra ataupun arsitekturnya.












B. Rumusan Masalah

berdsarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

 1. Apa yang dimaksud tari piring?



 C. Tujuan Penelitian

 Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas, mengidentifikasi penyebabnya dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah yang terjadi. Hal ini sangat perlu dinyatakan dengan jelas, sesuai dengan latar belakang masalah penelitiannya. Tujuan yang diinginkan dalam sebuah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan bentuk tari pada Tari Piring.







 BAB II
TARI PIRING


A. Pengertian Tari piring

  Tari piring adalah salah satu tari Tradisional Minangkabau yang hampir dimiliki oleh setiap negeri. Tari piring merupakan identitas kebudayaan tari Minangkabau, dikatakan demikian karena tari piring di Minangkabau bervariasi jumlahnya. Masuknya tari piring ke daerah rantau Minangkabau salah satunya Medan, Kemudian lanjut pada tari piring milik Iskandar Muda. Tari piring ini di gunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.




    Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri dari gerakan gerakan silat Minangkabau atau silek. Gerakan tari piring ini adalah meletakkan dua buah piring diatas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakangerakan tari yang cepat. Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona tari piring begitu menakjubkan. Dengan paduan gerak tari dan musik yang sangat menarik, maka tarian piring ini sangat sering di tarikan pada masyarakat Minang yang ada dikota Medan. 

     Untuk konteks Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda ini merupakan dari sebuah proses perenungan dan pengembaraan diri dalam berkreatifitas serta pemahaman melihat situasi fenomena untuk mencoba merespon atau menyapa lingkungannya. Lenggok yang artinya menari atau tarian dan anak dagang yang artinya anak yang merantau. Pada dasarnya setiap koreografer hendak menciptakan sebuah karya tari selalu didorong dari ransang melihat sesuatu fenomena, baik lingkungan, sosiokultur masyarakat, budaya atau obyek yang hendak digarap. 

     Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik dan perlu diangkat dalam sebuah garapan komposisi baru. Maka berdasarkan inilah Koreografer terinspirasi untuk menggarap tari piring ala masyarakat Minangkabau di perantauan. Apalagi masyarakat luas sudah mengetahui bahwa tari piring merupakan identitas dan ciri khas budaya Minangkabau.




B. Gerakan Tari piring

     Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua piring di atas dua telapak tangan. Penari mengayunkan piring dalam gerakan-gerakan yang cepat, diselingi dengan mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring.



Jumlah penari tari piring biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Para penari mengenakan pakian berwarna cerah dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan serta tutup kepala. Tarian ini diiringi oleh kombinasi alat musik talempong dan saluang. Tempo alunan musik awalnya lembut dan teratur, kemudian lama-kelamaan berubah menjadi lebih cepat.


C. Pola Lantai Tari Piring

   Tari piring dilakukan dengan pola garis lintasan tarian. Ada sekitar enam pola lantai dalam tarian ini yaitu spiral, baris, lingkaran besar, lingkaran kecil, vertikal dan horizontal. Masing-masing penari juga membentuk pola lantai bergerak maju dan mundur berdasarkan pola lantai vertikal dan bergerak ke samping dengan pola lantai horizontal.


D. Keunikan Tari Piring

     Meski tarian ini merupakan warisan turun temurun, namun tari piring tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Tari ini hingga sekarang masih sering dipentaskan dan mampu membuat penontok berdecak kagum saat melihat gerakan-gerakannya. Beriktu ini adalah keunikan dari tari piring, yaitu:

1. Piring Sebagai Properti Utama

Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan peralatan utama berupa piring saat menari. Piring inilah yang membuat tarian ini berbeda dengan tari adat dari daerah lain. Penggunaan piring sebagai gerakan tari memiliki makna dan sejarah tersendiri, dan hebatnya piring tersebut tidak pernah jatuh saat dimainkan.

2. Gerakan Tari Unik

Gerakan dasar dari tari piring adalah meletakkan piring diatas kedua telapak tangan kemudian menggenggamnya. Piring digerakkan secara memutar dan diayun-ayungkan mengikuti irama music pengiring. Dengan teknik memegang tertentu, piring tersebut tidak akan jatuh.



E. Kostum Penari Piring

Setiap tari daerah pasti memiliki jenis dan bentuk busana khas ketika melakukan pementasan. Pada tari piring para penari akan mengenakan dua jenis busana, yaitu busana untuk pria dan wanita. Meski terdiri dari jenis kostum, akan tetapi penampilan mereka tetapi terlihat seragam dan kompak.

1. Busana Penari Pria

Pakaian penari pria memiliki karakteristik yang berbeda dengan pakaian penari wanita. Akan tetapi keduanya merupakan busana asli dari Minangkabau. Kostum penari piring pria disebut dengan Rang Mudo, yaitu dengan bentuk pakaian berlengan panjang serta hiasan missia yang juga disebut hiasan renda emas.

Untuk bawahan atau celana yang digunakan disebut dengan besaran gelombang. Celana ini berukuran besar dibagian tengah dan memiliki warna selaras dengan baju atasan. Selain itu, penari pria juga mengenak perlengkapan seper sisampek dan cawek pinggang yang bentuknya seperti kain songket, kemudian diikatkan pada pinggang.

Panjang kain ini hingga lutut dan memiliki hiasan berupa rumbai-rumbai. Saat mementasikan tari piring, maka penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah penutup kepala berbentuk segitiga yang terbuat dari kain songket.





2. Busana Penari Wanita

Baju kurung adalah jenis busana yang digunakan oleh penari piring wanita. Bahan utama untuk membuatnya adalah kain satin dan beluduru. Selain itu, penari wanita juga akan mengenakan selendang yang terbuat dari kain songket sebagai hiasan yang diletakkan dibagian kiri tubuh.

Sama seperti penari laki-laki, penari perempuan juga menggunakan penutup kepala yang terbuat dari kain songket yang bentuknya mirip seperti tanduk. Penutup kepala ini disebut sebagai tikuluak tanduak balapak. Selanjutnya para penari wanita juka mengenakan kalung rumbai, kalung gadang, serta subang atau anting-anting khas Minang.









Daftar Pustaka

https://kemlu.go.id/kabul/id/read/tari-piring/418/information-sheet
https://rimbakita.com/tari-piring/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/30/151500769/tari-piring-tarian-tradisional-khas-minangkabau















Komentar