Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tulisan ilmiah yang berjudul Teori Budaya ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari tulisan ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas ini pada Bidang Ilmu Sosial Dasar. Selain itu, tulisan ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budaya Tarian Padang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ely Sapto Utomo Dr. S.E M.M, selaku dosen Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ini.
Saya menyadari, tulisan ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tulisan ilmiah ini.
Depok,13 November 2021
Penulis,
Zalfa Pauninda Luqyana
Bahasa daerah Minangkabau sendiri merupakan salah satu aset bagi kebudayaan Minangkabau. sehingga Minangkabau dikenal dengan salah satu etnis yang memiliki kebudayaan
yang unik dan khas dalam bahasanya, tidak hanya dalam bahasanya saja tetapi juga
dapat lihat dari adat istiadat, kesenian, sastra ataupun arsitekturnya.
B. Rumusan Masalah
berdsarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud tari piring?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas,
mengidentifikasi penyebabnya dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap
masalah yang terjadi. Hal ini sangat perlu dinyatakan dengan jelas, sesuai dengan
latar belakang masalah penelitiannya. Tujuan yang diinginkan dalam sebuah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan bentuk tari pada Tari Piring.
BAB II
TARI PIRING
A. Pengertian Tari piring
Tari piring adalah salah satu tari Tradisional Minangkabau yang hampir
dimiliki oleh setiap negeri. Tari piring merupakan identitas kebudayaan tari
Minangkabau, dikatakan demikian karena tari piring di Minangkabau bervariasi
jumlahnya. Masuknya tari piring ke daerah rantau Minangkabau salah satunya
Medan, Kemudian lanjut pada tari piring milik Iskandar Muda. Tari piring ini di gunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada
acara-acara keramaian.

Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri dari gerakan gerakan silat
Minangkabau atau silek. Gerakan tari piring ini adalah meletakkan dua buah
piring diatas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakangerakan tari yang cepat. Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan
Saluang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah
membuat pesona tari piring begitu menakjubkan. Dengan paduan gerak tari dan
musik yang sangat menarik, maka tarian piring ini sangat sering di tarikan pada
masyarakat Minang yang ada dikota Medan.
Untuk konteks Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar
Muda ini merupakan dari sebuah proses perenungan dan pengembaraan diri dalam
berkreatifitas serta pemahaman melihat situasi fenomena untuk mencoba
merespon atau menyapa lingkungannya. Lenggok yang artinya menari atau tarian
dan anak dagang yang artinya anak yang merantau. Pada dasarnya setiap
koreografer hendak menciptakan sebuah karya tari selalu didorong dari ransang
melihat sesuatu fenomena, baik lingkungan, sosiokultur masyarakat, budaya atau
obyek yang hendak digarap.
Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik dan perlu
diangkat dalam sebuah garapan komposisi baru. Maka berdasarkan inilah
Koreografer terinspirasi untuk menggarap tari piring ala masyarakat Minangkabau
di perantauan. Apalagi masyarakat luas sudah mengetahui bahwa tari piring
merupakan identitas dan ciri khas budaya Minangkabau.
B. Gerakan Tari piring
Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua piring di atas dua telapak tangan. Penari mengayunkan piring dalam gerakan-gerakan yang cepat, diselingi dengan mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring.
Jumlah penari tari piring biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Para penari mengenakan pakian berwarna cerah dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan serta tutup kepala. Tarian ini diiringi oleh kombinasi alat musik talempong dan saluang. Tempo alunan musik awalnya lembut dan teratur, kemudian lama-kelamaan berubah menjadi lebih cepat.
C. Pola Lantai Tari Piring
Tari piring dilakukan dengan pola garis lintasan tarian. Ada sekitar enam pola lantai dalam tarian ini yaitu spiral, baris, lingkaran besar, lingkaran kecil, vertikal dan horizontal. Masing-masing penari juga membentuk pola lantai bergerak maju dan mundur berdasarkan pola lantai vertikal dan bergerak ke samping dengan pola lantai horizontal.
D. Keunikan Tari Piring
Meski tarian ini merupakan warisan turun temurun, namun tari piring tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Tari ini hingga sekarang masih sering dipentaskan dan mampu membuat penontok berdecak kagum saat melihat gerakan-gerakannya. Beriktu ini adalah keunikan dari tari piring, yaitu:
1. Piring Sebagai Properti Utama
Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan peralatan utama berupa piring saat menari. Piring inilah yang membuat tarian ini berbeda dengan tari adat dari daerah lain. Penggunaan piring sebagai gerakan tari memiliki makna dan sejarah tersendiri, dan hebatnya piring tersebut tidak pernah jatuh saat dimainkan.
2. Gerakan Tari Unik
Gerakan dasar dari tari piring adalah meletakkan piring diatas kedua telapak tangan kemudian menggenggamnya. Piring digerakkan secara memutar dan diayun-ayungkan mengikuti irama music pengiring. Dengan teknik memegang tertentu, piring tersebut tidak akan jatuh.
E. Kostum Penari Piring
Setiap tari daerah pasti memiliki jenis dan bentuk busana khas ketika melakukan pementasan. Pada tari piring para penari akan mengenakan dua jenis busana, yaitu busana untuk pria dan wanita. Meski terdiri dari jenis kostum, akan tetapi penampilan mereka tetapi terlihat seragam dan kompak.
1. Busana Penari Pria
Pakaian penari pria memiliki karakteristik yang berbeda dengan pakaian penari wanita. Akan tetapi keduanya merupakan busana asli dari Minangkabau. Kostum penari piring pria disebut dengan Rang Mudo, yaitu dengan bentuk pakaian berlengan panjang serta hiasan missia yang juga disebut hiasan renda emas.
Untuk bawahan atau celana yang digunakan disebut dengan besaran gelombang. Celana ini berukuran besar dibagian tengah dan memiliki warna selaras dengan baju atasan. Selain itu, penari pria juga mengenak perlengkapan seper sisampek dan cawek pinggang yang bentuknya seperti kain songket, kemudian diikatkan pada pinggang.
Panjang kain ini hingga lutut dan memiliki hiasan berupa rumbai-rumbai. Saat mementasikan tari piring, maka penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah penutup kepala berbentuk segitiga yang terbuat dari kain songket.
2. Busana Penari Wanita
Baju kurung adalah jenis busana yang digunakan oleh penari piring wanita. Bahan utama untuk membuatnya adalah kain satin dan beluduru. Selain itu, penari wanita juga akan mengenakan selendang yang terbuat dari kain songket sebagai hiasan yang diletakkan dibagian kiri tubuh.
Sama seperti penari laki-laki, penari perempuan juga menggunakan penutup kepala yang terbuat dari kain songket yang bentuknya mirip seperti tanduk. Penutup kepala ini disebut sebagai tikuluak tanduak balapak. Selanjutnya para penari wanita juka mengenakan kalung rumbai, kalung gadang, serta subang atau anting-anting khas Minang.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/30/151500769/tari-piring-tarian-tradisional-khas-minangkabau
Komentar
Posting Komentar